Negara ASEAN Berkumpul Siapkan Aksi Regional Tangani Sampah Plastik

Nadya Zahira
17 Oktober 2023, 13:34
Petugas membersihkan pesisir pantai dari sampah plastik yang berserakan di Pantai Kuta, Badung, Bali, Kamis (13/4/2023). Sampah plastik kiriman yang terdampar terbawa arus laut dan mengotori kawasan Pantai Kuta itu kembali terjadi diperkirakan karena kond
ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/tom.
Petugas membersihkan pesisir pantai dari sampah plastik yang berserakan di Pantai Kuta, Badung, Bali, Kamis (13/4/2023). Sampah plastik kiriman yang terdampar terbawa arus laut dan mengotori kawasan Pantai Kuta itu kembali terjadi diperkirakan karena kondisi cuaca hujan dan angin kencang yang terjadi beberapa hari terakhir.

Indonesia mengajak negara ASEAN untuk memerangi permasalahan sampah plastik yang dibuang ke darat dan laut. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) ad Interim, Erick Thohir, mengatakan perlu ada aksi regional untuk menangani masalah itu.

Erick menyampaikan, volume sampah baik di darat dan di lautan mengalami peningkatan pesat selama beberapa tahun terakhir. Menurut perkiraan, enam negara anggota ASEAN yaitu Indonesia, Thailand, Vietnam, Filipina, Malaysia, dan Singapura  menghasilkan total 243 juta ton sampah pada tahun 2016.

“Oleh karena itu, konferensi ini merupakan momentum yang baik bagi kita untuk berbagi pandangan dan mengembangkan kesamaan di antara negara-negara anggota ASEAN menuju negosiasi perjanjian plastik global, dengan mengakui kompleksitas permasalahan dalam mengatasi polusi plastik laut,” kata Erick melalui video sambutan dalam acara ASEAN Conference for Combating Plastic Pollution (ACCPP), di Jakarta, Selasa (17/10). 

Sejak 2018, Erick mengatakan, pemerintah Indonesia telah menetapkan komitmen nasional yang kuat untuk mengurangi sampah plastik di laut melalui subsidi sebesar 70% pada tahun 2025. 

“Dalam empat tahun terakhir sejak tahun 2018 hingga tahun 2022, kita telah berhasil mengurangi sekitar 36% mengurangi aliran sampah plastik ke laut dan upaya kami berada pada jalur yang tepat untuk mencapai pengurangan sebesar 40% pada akhir tahun 2023,” kata dia.

Dia menyadari target itu ambisius sehingga perlu kerja keras untuk mencapainya dalam dua tahun ke depan. Untuk itu, Erick mengatakan, Indonesia perlu melakukan penguatan kerja sama dengan negara super partner.

“Bersama-sama kita dapat membuat perbedaan yang berarti,” tuturnya.

Halaman:
Reporter: Nadya Zahira
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...